Tuesday, November 20, 2012

Festival Kembang Api Sumidagawa



Festival kembang api ini pertama kali diselenggarakan pada 9 Juli 1733 (kalender lama) sebagai festival sungai Ryōgoku (Ryōgoku Kawabiraki) pada masa pemerintahan Shogun Tokugawa Yoshimune dari Keshogunan Edo. Festival tersebut sekaligus diadakan sebagai Festival Suijin untuk mendoakan penduduk yang meninggal akibat epidemi kolera dan kelaparan besar tahun 1732.

Ryōgoku adalah nama untuk kawasan tepian Sungai Sumidagawa sekarang. Pada waktu itu pesta kembang api ini masih berskala kecil. Kembang api yang diluncurkan hanya sekitar 20 buah. Pelaksana peluncuran kembang api waktu itu adalah pabrik kembang api Kagiya (鍵屋). 

Percabangan keluarga Kagiya yang memakai nama Tamaya (玉屋) mendirikan pabrik kembang api pada tahun 1810 (pendirinya bernama Seikichi Tamaya, kemudian disebut Ichibei Tamaya), sehingga ada dua pabrik kembang api yang waktu itu saling berlomba meluncurkan kembang api. Kagiya dan Tamaya saling bergantian meluncurkan kembang api dari dua tempat terpisah. Penonton yang datang untuk menonton bertindak sebagai juri, dan meneriakkan nama pembuatnya, Tamaya atau Kagiya, setiap kali mereka melihat kembang api yang bagus. Dari kompetisi dua pembuat kembang api inilah berawal tradisi orang Jepang yang dibesarkan di tengah pengaruh budaya Edo untuk meneriakkan nama "Ta-ma-ya..." atau "Ka-gi-ya..." setiap kali melihat kembang api yang bagus. Pada puncak kejayaannya, kembang api produksi Tamaya memiliki reputasi yang baik. Kekesalan pabrik kembang api Kagiya tercermin dari puisi senryū yang berbunyi, "Kagiya berkata, Tamaya dan lagi-lagi hanya Tamaya" (玉やだと又またぬかすわと鍵や云ひ "Tamaya dato mata mata nukasu wa to Kagiya ihi"). Ada masanya penonton hanya mau meneriakkan Tamaya, dan tidak ada penonton yang meneriakkan nama Kagiya. Namun pada tahun 1843, terjadi kecelakaan di pabrik Tamaya sehingga terjadi kebakaran yang menghanguskan kawasan sekelilingnya. Pabrik kembang api Tamaya mendapat hukuman pengusiran dari Edo.  Meskipun Tamaya hanya bertahan selama satu generasi, sejumlah dokumen menyebutkan pabrik ini bertahan sebagai pabrik skala kecil di pinggiran kota Edo.

Kembang api di festival sungai Ryōgoku beberapa kali tidak diselenggarakan akibat kekacauan yang menyertai Restorasi Meiji dan Perang Dunia II. Festival ini juga tidak diselenggarakan dari tahun 1961 hingga 1977, antara lain akibat buruknya kondisi lalu lintas di Tokyo. Festival kembang api ini dihidupkan kembali pada tahun 1978 dengan nama Festival Kembang Api Sumidagawa. Setelah itu, festival ini diselenggarakan secara tidak terputus setiap tahunnya sejak tahun 1978.
 
Festival kembang api ini setiap tahunnya didatangi kira-kira satu juta orang penonton. Lokasi 1 pengumpulan massa berada antara Jembatan Sakurabashi ke arah hilir dan Jembatan Kototoibashi ke arah hulu. Lokasi 2 pengumpulan massa berada antara Jembatan Komagatabashi ke arah hilir dan Umayabashi ke arah hulu. Dari kedua lokasi tersebut diluncurkan lebih dari 20.000 buah kembang api, sekaligus dilakukan kompetisi kembang api terbaik.

Pada tahun 2011 setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami Sendai 2011, festival-festival kembang api di Tokyo secara berturut-turut dibatalkan. Namun Festival Kembang Api Sumidagawa tetap dilangsungkan, hanya saja tanggal penyelenggaraan diundur menjadi tanggal 27 Agustus 2011 sesuai keputusan Wakil Gubernur Tokyo Naoki Inose. Sebagai akibatnya, Festival Samba Asakusa tahun 2011 dibatalkan karena tanggal penyelenggaraannya bentrok dengan Festival Kembang Api Sumidagawa.

Pada tahun 2012, festival ini untuk pertama kalinya diselenggarakan setelah Tokyo Sky Tree selesai dibangun dan dibuka untuk umum. Total kembang api yang diluncurkan sebanyak 20.000 buah.

Festival ini berada di daerah Asakusa, sebuah kota lama yang dulu pernah menjadi pusat negara ini. Festival ini diadakan di pinggir Sumida gawa, sebuah sungai yang berada di daerah Asakusa. Karena itu, festival kembang api ini lebih dikenal dengan sebutan Sumida gawa Hanabi Taikai. 

Kembang api pertama diluncurkan pukul 7 dan berlangsung selama satu setengah jam. Kembang api demi kembang api seperti memiliki cerita mereka sendiri-sendiri, dibagi menjadi bab-bab pendek, masing-masing memiliki klimaksnya sendiri-sendiri. Yang pasti, setiap klimaks berhasil membuat penonton berteriak-teriak dan bertepuk tangan dan berharap kembang api selanjutnya kembali diluncurkan.







Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Festival_Kembang_Api_Sumidagawa
http://travel-writer-no-tamago.blogspot.com/2012/08/sumidagawa-fireworks-festival.html

creepy obligation

lagi enak-enakan dengerin lagu sambil ngupil browsing browsing dan tiba-tiba inget...


dua minggu lagi
gue
ujian.tengah.semester


*kejang*

ya Tuhan aku benar-benar merasa belum siap...


1. tugas IMK yang harusnya dikumpulkan sebelum UTS nyatanya tak kunjung usai
2. paper SBD juga belum selesai. sama sekali belum terjamah
3. kuis kuis kuis
4. ......... lupa ada tugas apa aja .__.

udah. gitu aja si


sekian.♥

Monday, November 19, 2012

KESEIMBANGAN EQ DAN IQ UNTUK PENDERITA AUTIS



Anak-anak autis memiliki beberapa keterbatasan dalam kemampuan belajarnya dan memiliki ketidakseimbangan antara EQ dan IQ. Anak autis umumnya memiliki IQ tinggi, tetapi tidak fungsional. Contohnya, banyak anak autis yang sangat hapal perkalian, tetapi tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Beberapa anak autis ada yang mendapat nilai sangat baik dalam mata pelajaran bahasa namun mendapat nilai yang sangat buruk dalam kemampuan berhitung, atau sebaliknya. Maka, pendidikan anak autis memang sebaiknya ditekankan pada apa yang bisa dilakukan dan disukai. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengenali potensi kemampuan anak.




"Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali minat dan bakat anak. Hal yang kedua adalah melakukan evaluasi oleh profesional, bisa lewat tes bakat dan minat oleh psikolog atau lewat tes fingerprint. Namun tes fingerprint tidak dianjurkan untuk anak berkebutuhan khusus karena ada beberapa kemampuan anak yang tidak optimal," kata Tri Gunadi, AMd. OT., S.Psi., S.Ked, konsultan anak berkebutuhan khusus dan dosen vokasi kedokteran Okupasi Terapi UI dalam acara Cares for Autism yang diselenggarakan London School of Public Relation di Taman Menteng, Jakarta, Sabtu (14/4/2012).

Setelah mengetahui minat dan bakat anak, maka anak autis sebaiknya mempertimbangkan untuk mengikuti pendidikan vokasional yang berfokus dalam pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki.




Dalam pendidikan vokasional, orangtua dan anak perlu memilih apakah masih akan tetap meneruskan pendidikan formal atau tidak. Pada beberapa kasus, ada anak yang memiliki nilai bagus dalam pendidikan formal, maka dia boleh-boleh saja meneruskan pendidikan formal.

Tapi jika anak memang terlihat kesulitan mengikuti pendidikan formal, maka sebaiknya anak diberikan pendidikan vokasional sepenuhnya.

"Vokasi secara harfiah berarti kerja. Pendidikan vokasional adalah pendidikan yang berhubungan dengan kerja. Konsep vokasional berbasis dari bakat, minat dan kemampuan anak yang diarahkan sejak dini. Pendidikan vokasional adalah pendidikan yang ideal untuk anak berkebutuhan khusus, terutama anak autis," kata Gunadi.

Pendidikan vokasional sebaiknya diberikan sejak anak berusia 10 tahun setelah anak-anak autis selesai menjalani berbagai macam terapi untuk meningkatkan kemampuan emosi, komunikai dan interaksinya. Apabila terapi yang diberikan belum selesai atau tidak berjalan baik, biasanya anak masih sulit untuk mengembangkan potensinya agar dapat mengikuti pendidikan vokasional.

Ada berbagai macam pendidikan vokasional yang bisa diberikan, mulai dari tingkat rendah seperti mengaduk-aduk roti, membersihkan, hingga ketrampilan kerajinan tangan, ketrampilan salon, bermusik dan desain grafis. Pilihan ini tentu disesuaikan dengan kemampuan anak.

Sayangnya, pendidikan vokasional yang ada saat ini lebih berfokus pada jenjang SMK dan Diploma. Untuk anak-anak usia 10 tahun ke atas dan SMP, pendidikan vokasional baru bisa diperoleh lewat kursus.


Sumber :
http://www.tnbbnoni.com/2012/04/keseimbangan-eq-dan-iq-untuk-penderita.html
http://www.timeanddate.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Autisme
 

Hybrid Technology

Mobil hybrid menggunakan kombinasi dari motor listrik dan pembakaran di mesin, dengan memaksimalkan kekuatan dari kedua sumber daya tersebut disamping saling mengisi kekurangannya. Hasilnya adalah efisiensi konsumsi bahan bakar dengan performa yang luar biasa.

Fitur utama dari Kendaraan hybrid:
  • Efisiensi bahan bakar yang lebih besar
  • Emisi yang lebih rendah   
  • Pengurangan energi yang terbuang dan regenerasi energi
Sistem Hybrid yang menggabungkan motor listrik dan pembakaran di mesin menghasilkan tenaga yang berasal dari dua sumber daya. Ini berarti bahwa, mesin pembakar internal membutuhkan konsumsi bahan bakar lebih sedikit untuk mencapai jarak yang sama. Berarti, kendaraan Hybrid memiliki efisiensi yang lebih baik jika dibandingkan dengan mobil konvensional.





Apakah mobil hybrid pilihan terakhir untuk mengurangi polusi udara?. Setelah membaca berita di VOA tentang masa depan mobil listrik di Amerika. Sedikit saya bisa membayangkan seberapa canggihnya negara Amerika itu. Membuat mobil yang ramah lingkungan dengan supply tenaga dari listrik. Pastilah nantinya polusi udara di bumi ini bisa berkurang jika semua orang menggunakan mobil listrik. Tetapi dalam pelaksanaannya, produksi dari mobil listrik itu sendiri mengalami beberapa kendala, salah satunya karena daya beli masyarakat yang rendah. Hal ini disebabkan karena harga mobil listrik tersebut relatif lebih mahal jika dibandingkan mobil konvensional. Dan sudah jelas bahwa solusi mobil hybrid tersebut memerlukan tindak lanjut dari pemerintah.

Mengutip dari salah satu berita di VOA tentang mobil hybrid Volt tersebut
"Walaupun Volt dapat dicas dengan listrik rumah, mobil tersebut juga mempunyai generator sendiri yang bertenaga bensin yang dapat mengecas baterainya, sehingga jarak tempuh mobil itu tidak terbatas. Kalau dicas dirumah, mobil tersebut dapat mencapai jarak 65 kilometer. Kalau listrik ini habis, generator mobil dengan sendirinya mengecas baterai dan kalau sudah penuh, mobil itu dapat menempuh jarak 480 kilometer dengan menggunakan listrik dari baterainya saja. Ini berarti mobil tersebut akan sangat jarang sekali menggunakan generatornya."

Mobil hybrid memerlukan listrik dari rumah untuk mengisi baterai sampai penuh, dan nantinya mobil bisa digunakan untuk menempuh jarak sampai 65 kilometer. Setelah baterai habis, maka mesin bensin akan menggantikan peran baterai dalam menyuplay tenaga sekaligus mengisi baterai yang habis tadi saat dijalan.

 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dikaji ulang yaitu:

1. Apabila baterai mobil listrik tadi diisi dari stop kontak di rumah ataupun tempat pengisian tersendiri, maka tidak lain halnya kebutuhan listrik tiap penduduk yang memiliki mobil listrik akan bertambah. Dan berakibat penambahan kapasitas listrik yang harus di sediakan oleh pembangkit listrik. Dan secara tidak langsung berakibat bertambahnya polusi udara di daerah sekitar pembangkit listrik, dikarenakan penambahan kapasitas produsi listrik dan kebanyakan pembangkit listrik di Jawa-Bali menggunakan bahan bakar batu bara sebagai pembangkitnya

2. Penggunaan bensin saat baterai habis sama saja dengan mobil mobil konvensional sekarang, apa bedanya jika memiliki tujuan mengurangi polusi udara akibat kendaraan bermotor kok masih mengunakan bahan bakar fosil? Dan yang sangat jelas mengenai bahan bakar bensin yaitu bukan merupakan sumber energi yang bisa di perbarui.

 
Solusi yang mungkin bisa diterapkan :

1. Banyak sumber energi terbuang yang masih bisa kita manfaatkan, seperti energi matahari yang sangat bebas untuk dimanfaatkan. Ada pula teknologi regeneratif shock arbsorber yang bisa menghasilkan listrik jika terjadi gerakan, sehingga apabila kita menempuh perjalan dan melewati jalan yang tidak datar maka akan dihasilkan listrik yang lumayan dari gerakan naik turun shock breaker tadi. 
 
2. Selain itu, pada saat terjadi pengereman energi yang tersimpan saat mobil melaju kencang tadi di buang menjadi energi panas yang terjadi pada kampas rem. Dan apabila kita pasang generator sebagai pengganti rem pada mobil maka saat terjadi pengereman maka bateray akan di isi oleh generator tersebut.
 
3. Apabila terpaksa menggunakan bahan bakar, maka bisa di ambil bahan bakar bio energi yang sudah jelas lebih bersahabat dengan lingkungan. Selain itu bahan bakar bio energi bersifat dapat di perbaharui, sehingga tidak perlu khawatir dengan ancaman kelangkaan bahan bakar bioenergi di kemudian hari.



sumber :
http://www.toyota.astra.co.id/hybrid/hybrid_cars.html
http://www.kempor.com/2012/09/mobil-hybrid-karya-anak-bangsa.html
http://www.voaindonesia.com/content/article/177203.html
http://www.carblogindia.com

Friday, November 9, 2012

MASIH INGATKAH PADA SUMPAH PEMUDA KITA?



SOEMPAH PEMOEDA

1. KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
2. KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
3. KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928
.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)



Sebagai pemuda bangsa tentu saja kita sudah tidak asing lagi dengan peristiwa “Sumpah Pemuda”. Mengapa? Bukan karena setiap warga negara memiliki rasa nasionalisme yang besar, akan tetapi karena peristiwa tersebut ada pada mata pelajaran sejarah sekolah menengah. Penjelasan panjang lebar mengenai peristiwa tersebut telah dijelaskan oleh guru kita. Walaupun persitiwa tersebut masuk dalam mata pelajaran sejarah di sekolah-sekolah, kita juga belum tentu dapat mengingat setiap kejadiannya.

Memang benar, nasionalsime terhadap NKRI tidak harus ditunjukkan dengan mengingat setiap kejadian sumpah pemuda. Namun paling tidak ada semangat tertentu untuk mengetahui bagaimana terjadinya peristiwa yang merupakan salah satu pemacu semangat pemuda bangsa yang haus akan persatuan, kesatuan, dan kemerdekaan yang tak ternilai harganya.

Sumpah pemuda merupakan tonggak awal bangkitnya semangat membara pemuda indonesia yang mulai sadar akan ketertindasan. Mungkin mereka bosan dengan penjajahan. Mungkin mereka bosan dengan kebodohan. Dan mungkin mereka bosan dengan ketertindasan. Semua hal itu memang sangat membosankan. Mungkin kita tidak tahu bagaimana rasanya dijajah oleh bangsa lain karena ketika kita lahir bendera indonesia sudah bebas berkibar di seluruh pelosok tanah air. Mungkin kita tidak tahu rasanya tertindas karena kita hidup pada era dimana hak asasi manusia digembor-gemborkan dan dijunjung tinggi. Mungkin kita tidak tahu rasanya kebodohan merajalela karena kita hidup di jaman di mana pendidikan yang tersedia luas untuk kita.

Memang jaman ini berbeda dengan jaman 84 tahun yang lalu dimana sumpah pemuda diikrarkan. Pada masa itu betapa sulit kehidupan bangsa Indonesia. Bisa dibayangkan untuk mengibarkan bendera merah putih saja perlu perjuangan yang berat. Pada saat ini sangat mudah untuk melakukan hal seperti mengibarkan bendera sang saka merah putih di depan rumah kita. Namun bagaimana dengan dulu? Mereka harus mengangkat bambu runcing tinggi-tinggi terlebih dahulu dan mengorbankan seluruh harta benda, bahkan nyawa mereka untuk dapat melakukannya.

Namun apa yang kita lakukan sekarang ini? Seolah semangat membara yang dulu dikobarkan oleh para pemuda sudah tidak ada gaungnya. Untuk melakukan upacara bendera saja terasa begitu berat. Entah itu di SD, SMP, dan SMA. Keluhan sering kali terdengar ketika sedang dilakukan upacara bendera. Mungkin ketika upacara bendera berlangsung di pagi yang terik mungkin beberapa orang berpikiran untuk berpura-pura sakit perut agar bisa berbaring di UKS sekolah yang terlindung dari panas mentari atau mungkin sebagian lainnya lebih memilih memejamkan mata di sudut kelas yang aman dari pantauan guru. Bahkan mungkin sebagian dari mereka memilih untuk berada di balik pintu kamar mandi dengan pintu terkunci sambil menikmati asap rokok yang mereka beli dengan keringat orang tua mereka. Betapa memalukannya mereka yang berpikiran seperti itu. Semangat nasionalisme saat ini sepertinya sangat mudah terkikis oleh teriknya sinar matahari. Upacara bendera merupakan salah satu hal yang dilakukan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di pribadi-pribadi penghuni bangsa ini. Namun sepertinya kita tidak sadar dan menganggap itu hanya membuang waktu kita yang sangat berharga.

Tawuran terjadi dimana-mana. Kekerasan merajalela dan tak terbendung. Sering kita jumpai di berita televisi ada sekelompok remaja berseragam dengan raut muka penuh emosi yang mengayunkan samurai dan benda tajam lainnya dengan garang. Mereka menyerang sekelompok remaja lain yang juga tak mau kalah. Saling menyerang, saling melempar, dan saling melukai. 


Hal yang sama juga dilakukan oleh para mahasiswa yang merupakan cerminan kaum terpelajar di bangsa ini. Sebenarnya apa yang mereka lakukan? Apa yang mereka perjuangkan? Apakah kemerdekaan dari penjajah? Tentu saja bukan karena kita sudah merdeka dari penjajah. Apakah kehormatan bangsa ini? Tentu saja bukan karena mungkin mereka justru tidak tahu apa arti kehormatan bangsa. Ataukah masa depan mereka? Tentu saja bukan karena dengan demikian justru mereka merusak masa depan mereka. Lalu apa yang mereka perjuangkan sebenarnya? Mungkin mereka pikir rasa setia kawan karena mereka ingin membela kawan mereka. Tapi apakah tidak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah kawan mereka itu? Apakah harus dengan kekerasan dan tawuran? Seperti inilah gambaran perilaku pemuda bangsa yang menonjol di indonesia. Mereka lebih memilih menggunakan otot daripada otak.

Moral pemuda pun semakin buruk. Sekarang dimana budaya ketimuran kita yang penuh etika dan kesopanan? Apakah globalisasi budaya menjadi alasan? Jangan salahkan budaya lain yang masuk ke negara kita. Karena ini terjadi karena mental pemuda bangsa yang kurang kokoh menghadapi terpaan arus budaya yang bukan milik kita. Mental yang lemah dan kurangnya rasa kurang mencintai bangsa sendiri menjadi alasan yang kuat terjadinya hal seperti ini.

Perbedaan merupakan sebuah takdir Tuhan yang tidak bisa kita elakkan. Dalam setiap lembar kehidupan manusia pasti terdapat perbedaan antara satu hal dengan hal lainnya, antara satu keyakinan dengan keyakinan lainnya, antara satu prinsip dengan prinsip lainnya. Hal yang harus dilakukan adalah bagaimana kita menyatu-padukan perbedaan tersebut menjadi suatu harmoni yang membuat hidup bangsa ini lebih indah dan lebih berwarna. Alangkah indahnya apabila perbedaan ini dapat disatukan atas dasar kerukunan dan saling menghormati. Namun justru sebaliknya yang terjadi di negari ini. Perbedaan begitu ditonjolkan dan didramatisir. Hujatan dan celaan datang dari suatu kelompok ke kelompok lain dan sebaliknya. Bahkan sampai pada kekerasan tak bermoral yang memakan korban jiwa. Mengapa perbedaan itu menjadi sebuah ancaman? Tuhan menciptakan perbedaan agar kita saling melengkapi, akan tetapi mengapa kita justru membuatnya menjadi suatu hal yang mengerikan.

Jurang antara si kaya dan si miskin semakin terbentang lebar. Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Kondisi ini menjadi sesuatu yang sangat memprihatinkan dalam kelasngsungan hidup bangsa ini. Kaum kecil semakin tertindas di pinggiran kota dengan rumah kardus mereka yang roboh ketika terhempas angin kencang. Sementara para bos yang duduk di dalam mobil ber-AC mereka yang nyaman dengan acuh tak acuh dan sebelah kaki yang diangkat menumpang ke kaki lainnya. Rasa ketidakpedulian seperti ini yang harus di hilangkan dari pikiran kita.

Entah sudah berapa jumlah para wakil rakyat yang mengingkari janji yang mereka ucapkan sendiri. Seolah janji manis tersebut yang mereka ucapkan ketika membutuhkan tahta hanya menjadi sesuatu yang indah di telinga dan harapan para rakyat, tetapi tidak ada wujud nyata ketika mereka sudah menempati tahta agung tersebut. Janji-janji manis itu hanya mereka ucapkan ketika membutuhkan suara rakyat agar mau memilih mereka. Sekarang justru mereka memakan uang rakyat dengan rakus layaknya seekor tikus yang sedang kelaparan.

Sudah lama negara kita termasuk dalam deretan negara kelas bawah yang memiliki segudang masalah. Begitu banyak pencapaian negatif yang dicapai seperti negara dengan kasus korupsi yang cukup besar, negara dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, negara dengan tingkat pengangguran sarjana yang tinggi, dan lain sebagainya. Beberapa pencapaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang diremehkan di tingkat internasional, bahkan oleh negara yang umur kemerdekaannya lebih muda dari Indonesia.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan negara ini? Apakah negara ini sudah benar-benar merdeka? Tapi mengapa masih terjadi begitu banyak hal yang memalukan di bangsa ini?
Apakah Anda memiliki rasa nasionalisme terhadap bangsa ini? Apakah kontribusi yang telah Anda berikan guna kemajuan bangsa ini? Berguna untuk diri sendiri saja belum tentu apalagi untuk bangsa yang besar ini. Ini bukan celaan, melainkan sebuah motivasi untuk diri kita masing-masing.
Lalu, kenapa demikian? Karena kita  masih “tidur”. Kita belum tersadar betapa besar potensi yang ada dalam diri kita apabila kita menggalinya dengan benar.

Sebagai generasi muda yang menjunjung tinggi rasa nasionalisme sudah seharusnya kita memiliki aksi nyata untuk memajukan bangsa kita tercinta. Bukan hanya berpangku tangan dan diam menunggu takdir menjemput kita. Apakah itu yang akan kita lakukan? Kita harus berusaha untuk memberikan sumbangsih yang berarti bagi Indonesia. Setiap generasi muda Indonesia dapat dipastikan memiliki cita-cita dan harapan yang mulia terhadap kelangsungan hidup bangsa ini. Tidak ada dari mereka yang mengharapkan kehancuran bangsa ini. Semua pasti berharap agar bangsa kita mampu dipandang setara dengan bangsa lain yang ada diberbagai belahan dunia. Akan tetapi hanya sedikit yang melakukan partisipasi aktif untuk Indonesia. Tidak banyak dari mereka yang bangkit dan bergerak berlari menuju angan mereka dengan kepala tegak dan penuh semangat.

Apakah kita hanya akan berdiam diri saja menunggu semuanya berubah? Apakah kita akan mengamalkan sumpah pemuda dengan aksi nyata? Ataukah kita hanya akan menjadi sampah pemuda yang tak berguna?

Inspirasi apa yang bisa kita pelajari dari Sumpah Pemuda ini?

Pertama, Visi Kesatuan

Visi kesatuan adalah hal penting yang perlu kita miliki. Masihkah ingat dengan analogi yang sering digunakan selama masa kita sekolah dahulu. Satu batang lidi akan dengan mudah dipatahkan, tetapi jika lidi – lidi disatukan dan diikat, maka akan sangat sulit untuk dipatahkan. Begitu pula kita sebagai Generasi Mudanya Bangsa Indonesia
.

Kedua, Semangat Anak Muda

Sepanjang sejarah selalu mengatakan bahwa anak muda memiliki satu hal yang khas. Ya, semangat anak mudalah yang menjadi ciri khas bagi anak muda
.

Ketiga, Komitmen dan Konsisten untuk Mencapai Visi

Para pemuda saat bersama – sama merumuskan apa yang sekarang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda, tidak hanya sampai di tahap merumuskan saja. Mereka pun setelahnya mengambil tindakan dengan penuh komitmen dan konsisten untuk merealisasikan apa yang telah mereka rumuskan bersama dalam Sumpah Pemuda. Begitu pula dengan
kita sebagai Generasi Muda Bangsa, jangan hanya berhenti hanya memiliki visi dan impian saja, tetapi beranilah mengambil tindakan dengan penuh komitmen dan konsisten untuk merealisasikan apa yang menjadi visi kita. ACTION is POWER. Sebaik apa pun visi dan impian yang kita miliki, namun jika kita tidak pernah mengambil tindakan dengan komitmen dan konsisten, mustahil visi kita akan terwujud.

Sumber :