Monday, April 1, 2013

Ninja Dalam Sejarah Jepang



Ninja biasa dikaitkan dengan sosok yang terampil bela diri, ahli menyusup dan misterius. Dalam bahasa Jepang, ninja disebut juga Shinobi. Shinobi adalah orang yang bertindak sebagai mata-mata yang terlatih dalam seni ninjutsu (seni pergerakan sunyi) Jepang dan professional di zaman ketika para samurai masih memegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan Jepang pada abad ke 12.

Menurut sebagian pengamat ninjutsu, keahlian seorang ninja bukanlah pembunuhan, tetapi penyusupan. Jadi keahlian khusus seoran ninja adalah menyusup dengan atau tanpa suara.
Gerakan ninjutsu sendiri hanya berupa tendangan, lemparan, patahan dan serangan, serta dilengkapi dengan teknik pertahanan diri seperti bantingan, berputar dan teknik bantu seperti meloloskan diri, mengendap dan teknik khusus lainnya.

Sejarah ninja sangat sulit dilacak. Info mengenai keberadaan mereka tersimpan rapat dalam dokumen-dokumen rahasia.

Hanzo Hattori merupakan salah satu dari sekian banyak ninja hebat dalam sejarah Jepang.


Hattori Hanzo yang juga dikenal dengan nama Hattori Masanari lahir pada tahun 1542. Hanzo sering muncul dalam manga dan novel fiksi yang digambarkan dengan seseorang yang berpakaian serba hitam serta memiliki kemampuan ninjutsu yang luar biasa.

Hanzo tercatat sebagai anak buah andalan sekaligus sahabat dari Tokugawa Ieyasu (salah seorang shogun Jepang) yang sangat setia. Kemampuan psychokinesis dan psychomancy yang dikuasai oleh Hanzo sehingga dapat memprediksikan taktik serta kekuatan lawan secara akurat menyebabkan ia  mendapat julukan Oni-Hanzo atau Devil Hanzo.

Hattori Hanzo mulai belajar ilmu bela diri pada usia 8 tahun di Gunung Kurama dan kemudian pada usia 12 tahun ia telah berhasil menjadi seorang ninja. Di usia 18 tahun, hanzo dengan sukses menggapai posisi master ninja.

Devil Hanzo meninggal pada tahun 1596 di usianya yang ke 55 tahun. Banyak yang mengatakan Hanzo meninggal karena sakit, tetapi ada juga yang percaya bahwa Hanzo dibunuh dalam sebuah pertempuran oleh ninja bernama Fuma Kotaro. Kekuasaan Hanzo diturunkan kepada anaknya, Masanari yang berusia 18 tahun saat ayahnya meninggal. Sayangnya ia tidak menguasai ninjutsu dan lalai dalam memimpin sehingga para ninja menganggap Masanari tidak pantas mewarisi nama besar Hattori Hanzo dan mengakibatkan perpecahan. Para ninja yang memberontak mendesak Masanari untuk turun sebagai pimpinan. Jumlah ninja yang memberontak memang tidak tercatat dengan jelas, tetapi para sejarawan mencatat pemberontakan tersebut sebagai salah satu pemberontakan terbesar dalam sejarah Jepang. Klan Iga yang sebelumnya dipimpin oleh Hanzo akhirnya terpecah menjadi 4 bagian dan tidak pernah lagi mencapai kejayaan seperti yang pernah diraih oleh Hanzo.

Kini, zaman shogun dan samurai di Jepang memang telah lama berakhir, namun Jepang masih memiliki satu atau dua orang ninja yang tersisa. Sayangnya ilmu-ilmu ninja seperti pengintaian secara diam-diam, saat ini telah menuju akhir.

Sebagian misi mereka bersifat rahasia sehingga hanya sedikit sekali terdapat dokumen resmi mengenai aktivitas mereka. Peralatan dan metode yang digunakan oleh para ninja itu diwariskan secara turun temurun hanya menggunakan perkataan saja.

Dua orang master ninja yang tersisa saat ini, Jinichi Kawakami dari klan ninja Koka dan Masaaki Hatsumi dari klan ninja Togakure sama-sama menyetujui satu hal, yaitu mereka tidak akan menunjuk siapapun untuk mewarisi ilmu ninja mereka dan menjadi grandmaster ninja berikutnya.


 Jinichi Kawakami




 Masaaki Hatsumi




Sumber :

No comments:

Post a Comment