Monday, April 1, 2013

Tanbo Art



Ketika industri seni masih sibuk memuja seniman-seniman berkelas, takjub terhadap barang berharga selangit di balai perlelangan, kaum akar yang sering kali terpinggirkan tetap asik menciptakan karya seni dengan basis kerakyatan, kekompakan dan kebersamaan.



Belakangan ini sedang heboh hebohnya kabar tentang Tanbo Art atau karya seni petani Jepang di atas sawah mereka. Tanbo Art adalah seni ‘melukis’ di atas sebidang sawah. Para petani Jepang menggunakan beberapa jenis padi dengan warna yang berbeda untuk menghasilkan sebuah karya yang diinginkan, yaitu berupa sebuah gambar raksasa di lahan pertanian mereka. Karya seni ini muncul pertama kali pada tahun 1993 di desa Inakadate, Perfektur Aomori. 



Pada tahun 1993, penduduk Inakadate sedang mencari cara untuk merevitalisasi desa mereka. Eksplorasi arkeologi menyadarkan mereka bahwa padi telah ditanam sejak 2000 tahun silam di wilayah mereka. Untuk menghormati sejarah desa ini, masyarakat Inakadate mulai menanam padi di area belakang balai desa dan mulai saat itu lah muncul Tanbo Art. Dengan lahan sawah sebagai kanvasnya, penduduk desa mulai membudidayakan dan menggunakan empat jenis padi yang berbeda untuk menciptakan gambar raksasa. Agar orang-orang dapat melihat hasil karya mereka secara utuh, maka dibangunlah sebuah menara setinggi 22 meter di dekat kantor desa tersebut.


Setiap bulan April, para petani berkumpul untuk memutuskan gambar apa yang akan mereka buat tahun itu. Setelah diputuskan, mereka akan memulai proses penciptaan gambar dengan menggunakan komputer terlebih dahulu sebelum mulai menanam padi disawah. Misalnya saja pada tahun 2007 ada 700 petani yang membantu dalam satu proyek Tanbo Art. Menurut sumber yang ada, lukisan gunung Iwaki yang sederhana menjadi lukisan yang pertama dibuat dan dikerjakan selama sembilan tahun.




Berikut proses pembuatannya :




Sumber :

No comments:

Post a Comment